towfiqu-barbhuiya/unsplash |
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَا أَنْزَلَ اللهُ دَاءً إِلاَّ أَنْزَل لَهُ شِفَاءً
“ Tidaklah Allah menurunkan suatu penyakit, melainkan akan menurunkan pula obat untuk penyakit tersebut ” (H.R. Bukhari)
Beberapa Pelajaran yang terdapat dalam Hadits :
Satu hal yang dapat memotivasi kita untuk terus berusaha mencari kesembuhan, adalah adanya jaminan dari Allah Ta’ala bahwa seluruh penyakit yang menimpa seorang hamba pasti ada obatnya.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَا أَنْزَلَ اللهُ دَاءً إِلاَّ أَنْزَل لَهُ شِفَاءً
“ Tidaklah Allah menurunkan suatu penyakit, melainkan akan menurunkan pula obat untuk penyakit tersebut ” (H.R. Bukhari)
Hadits di atas menunjukkan bahwa seluruh jenis penyakit, memiliki obat yang dapat digunakan untuk mencegah, menyembuhkan, ataupun untuk meringankan penyakit tersebut. Hadits ini juga mengandung dorongan untuk mempelajari pengobatan penyakit-penyakit badan sebagaimana kita mempelajari obat untuk penyakit-penyakit hati. Karena Allah Ta’ala telah menjelaskan kepada kita bahwa seluruh jenis penyakit memiliki obat, sehingga kita hendaknya berusaha mempelajari dan kemudian mempraktikkannya.
Selain itu, Rasulullah shallalahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda,
لِكُلِّ دَاءٍ دَوَاءٌ، فَإِذَا أُصِيْبَ دَوَاءُ الدَّاءِ بَرَأَ بِإِذْنِ اللهِ
“ Untuk setiap penyakit ada obatnya. Apabila obat tersebut sesuai dengan penyakitnya, penyakit tersebut akan sembuh dengan seizin Allah ” (H.R. Muslim).
Maksud hadits tersebut adalah, apabila seseorang diberi obat yang sesuai dengan penyakit yang dideritanya, dan waktunya sesuai dengan yang ditentukan oelh Allah, maka dengan seizin-Nya orang sakit tersebut akan sembuh. Dan Allah akan mengajarkan pengobatan tersebut kepada siapa saja yang Dia kehendaki. Sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,
إِنَّ اللهَ لَمْ يَنْزِلْ دَاءً إِلاَّ وَأَنْزَل لَهُشِفَاءً، عَلِمَهُ مَنْ عَلِمَهُ و جَهِلَهُ مَنْ جَهِلَهُ
“ Sesungguhnya Allah tidak menurunkan penyakit kecuali menurunkan pula obatnya. Ada yang tahu, dan ada juga yang tidak tahu “ (H.R. Ahmad, shahih)
Ungkapan Rasulullah, “Untuk setiap penyakit ada obatnya...” memberikan penguatan jiwa kepada orang sakit serta dokter yang merawatnya. Dan juga memberikan dorongan untuk mencari obat dan mempelajarinya. Karena, kalau orang sakit meyakini bahwa ada obat yang dapat menyembuhkan penyakitnya, maka terbukalah pintu harapan baginya dan hilanglah keputusasaan dari dalam dirinya. Ketika semangat seperti ini sudah meningkat, maka daya tahan tubuh yang mendukung tubuhnya juga akan meningkat sehingga mampu mengatasi, bahakn menolak penyakit. Demikian juga bagi si dokter sendiri, kalau ia sudah meyakini bahwa setiap penyakit ada obatnya, maka ia juga terus mencari obat dari suatu penyakit dan akan terus melakukan penelitian.
Berdasarkan penjelasan Rasulullah dalam hadits di atas, maka apabila saat ini tidak ada obat yang mampu menyembuhkan suatu penyakit, bukan berarti bahwa penyakit tersebut tidak ada obatnya. Akan tetapi, hal itu terjadi karena ilmu pengetahuan manusia yang belum mampu menemukan dan mengungkap obat dari penyakit tersebut. Karena memang demikianlah ilmu manusia, secanggih apapun ilmu kedokteran modern saat ini, hal itu sangat amat kecil dibandingkan dengan ilmu Allah Ta’ala yang sangat luas dan meliputi segala sesuatu.
Allah Ta’ala berfirman,
وَمَا أُوتِيتُم مِّن الْعِلْمِ إِلاَّ قَلِيلاً
“ Dan tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit ” (Al Isra’:85).
Tema Hadits yang Berkaitan dengan Al-Qur'an
Allah Azza wa Jalla berfirman :
Dalam Surat Al - Hadid
مَا أَصَابَ مِنْ مُّصِيبَةٍ فِي الْأَرْضِ وَلَا فِي أَنْفُسِكُمْ إِلَّا فِي كِتَابٍ مِّنْ قَبْلِ أَنْ نَّبْرَأَهَا ۚ إِنَّ ذَٰلِكَ عَلَى اللَّهِ يَسِيرٌ
Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauhul Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah.
لِكَيْلَا تَأْسَوْا عَلَىٰ مَا فَاتَكُمْ وَلَا تَفْرَحُوا بِمَا آتَاكُمْ ۗ وَاللَّهُ لَا يُحِبُّ كُلَّ مُخْتَالٍ فَخُورٍ
(Kami jelaskan yang demikian itu) supaya kamu jangan berduka cita terhadap apa yang luput dari kamu, dan supaya kamu jangan terlalu gembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong lagi membanggakan diri,
Demikian, Semoga Bermanfaat. Aamiin...
Aqulu qauli hadza, wa astaghfirullahal Adzim li wa lakum.
ﺳُﺒْﺤَﺎﻧَﻚَ ﺍﻟﻠَّﻬُﻢَّ ﻭَﺑِﺤَﻤْﺪِﻙَ ﺃَﺷْﻬَﺪُ ﺃَﻥْ ﻻَ ﺇِﻟﻪَ ﺇِﻻَّ ﺃَﻧْﺖَ ﺃَﺳْﺘَﻐْﻔِﺮُﻙَ ﻭَﺃَﺗُﻮْﺏُ ﺇِﻟَﻴْﻚَ
Subhanaka Allahuma wabihamdika asyhadu alla ilaha illa anta astaghfiruka wa atubu ilaik...
“Maha suci Engkau ya Allah, dan segala puji bagi-Mu. Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan melainkan Engkau. aku mohon ampun dan bertaubat kepada-Mu”.
Disadur dari Chat Grup QHI dengan seizin penulis.
Komentar
Posting Komentar
Tinggalkan pesan dan komentar Anda disini..